Ekspose Kuliner Tradisional Mahasiswa PGMI Angkatan 2022

  • 22 Juni 2025
  • 12:12 WITA
  • officialPGMI
  • Berita

<!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <xml> </xml><xml> Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><xml> </xml> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-font-kerning:1.0pt; mso-ligatures:standardcontextual; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <xml> </xml><xml> </xml>

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2022 sukses menggelar ekspose kuliner tradisional yang memukau, hari ini tanggal 18 Juni 2025. Acara yang berlangsung meriah di kampus ini tepatnya di taman baca fakultas tarbiyah dan keguruan, tak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan memasak, namun juga sebagai upaya nyata melestarikan warisan kuliner leluhur yang kian tergerus zaman.

Sejak pagi, hidangan khas telah semerbak di area taman baca dimana tempat dilaksanakannya ekspose kuliner tradisional. Para mahasiswa dengan antusias menyajikan beragam kuliner tradisional dari berbagai daerah. Mulai dari Serabe’ dari NTT, Sanggara Balanda dari Bugis, Onde-onde atau dikenal klepon dari Sulawesi Selatan, Penco dari NTT, Januri Bima dari NTB, Uti Keboe’ dari NTT, Doko-doko Sulawesi Selatan, dan Tarajju’ Sulsel semua tersaji apik dan menggugah selera. Tak hanya itu, Kue Tetu’ dari Sulawesi barat, Dadar Gulung dari Jawa, dan Es Pisang Ijo, Pallu Butung, Barongko, Kue Taripang, Kue Kalimbu dari Sulawesi Selatan turut memeriahkan suasana.

Menurut, Muhammad Ilham. S, mengungkapkan bahwa ekspose ini merupakan bagian dari mata kuliah Muatan Lokal. "Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan jiwa kecintaan terhadap makanan khas masing-masing daerah, sekaligus mengenalkan kekayaan kuliner tradisional kepada generasi muda," ujarnya. Ilham menambahkan, persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari, mulai dari riset resep, pengadaan bahan, hingga penyajian atau pengenalan yang dilakukan hari ini.

Pengunjung, yang didominasi oleh mahasiswa dan dosen, terlihat sangat menikmati setiap hidangan. Banyak di antara mereka yang terpukau dengan kelezatan dan keunikan cita rasa kuliner yang disajikan. “Sebagai dosen mata kuliah Muatan Lokal, saya sangat terkesan dengan ekspose kuliner khas daerah yang dibuat oleh mahasiswa! Ini bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang kearifan lokal dan budaya yang sangat kaya. Saya apresiasi sekali kreativitas dan kerja keras mahasiswa dalam menampilkan kekayaan kuliner Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya tentang teori, tapi juga tentang praktik dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Saya bangga melihat mahasiswa yang peduli dengan kearifan lokal dan berusaha melestarikannya."," komentar Ibu Dr. Andi Halimah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Muatan Lokal.

Tak hanya sekadar menyajikan makanan, para mahasiswa juga aktif memberikan edukasi tentang Sejarah kuliner yang di hidangan dan juga cara pembuatannya. Hal ini menjadikan ekspose kuliner ini tidak hanya sekadar ajang mencicipi makanan, tetapi juga sarana belajar dan mengapresiasi budaya masing-masing daerah.

Kegiatan ekspose kuliner tradisional yang dilaksanakan oleh mahasiswa PGMI angkatan 2022 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya, khususnya di bidang kuliner. Semangat para mahasiswa ini membuktikan bahwa kuliner tradisional tidak akan pernah pudar jika terus diperkenalkan dan dicintai oleh pewarisnya.